Breaking

Minggu, 04 Maret 2018

Ghouta Berdarah, Siapa Sang Pembela?


Ghouta timur, daerah pinggiran Damaskus Suriah, kondisinya saat ini tak ubahnya misalnya "Neraka" pada muka bumi. Rezim Bassar Assad menggunakan dibantu dan didukung sang sekutunya Rusia secara kejam menyerang membabi buta dengan menggunakan bom artileri & jenis senjata lainnya.

Meskipun agresi itu dilakukan & di klaim buat menyerang & menumpas gerombolan  pemberontak ternyata jua membunuh ratusan rakyat sipil pada Ghouta. Bangunan- bangunan musnah, nyawa pun melayang tertimbun reruntuhan.

Kelompok observatorium suriah buat Hak Asasi Manusia (HAM), kamis (22/2) mengungkapkan, serangan selama lima hari pada Ghouta timur sudah mengakibatkan lebih menurut 400 orang mangkat . Jumlah tersebut tak hanya mencakup orang dewasa tetapi pula anak- anak, (Republika.Co.Id, 27/2/18).

Derita umat Islam pada Ghouta, melayang nyawa pada setiap detiknya, belum sanggup menggerakkan para penguasa muslim buat membela Ghuota. Kalau begitu, Kita patut bertanya, Siapa yang akan membela mereka?, Siapa yang akan memenuhi jeritan & tangisan anak- anak Ghouta?. Apakah masih mampu berharap kepada forum Internasional PBB atau negara- negara Uni Eropa? Atau kepada para penguasa Arab pada negeri- negeri muslim?

Uni Eropa meminta gencatan senjata dengan segera. PBB menyerukan seluruh pihak yang berperang supaya menghentikan pertempuran, begitu juga menggunakan para penguasa-penguasa Arab di negeri muslim. Mereka nir mempunyai sedikitpun keberanian kecuali sekedar mengutuk, mengecam & meminta buat segera dilakukan gencatan senjata. Para penguasa muslim nir berani buat melakukan tindakan nyata menggunakan mengerahkan pasukan militer & menghentikan serangan brutal rezim Bassar Assad & sekutunya.

Tragedi yg tak pernah sepi menimpa umat Islam, pembantaian yang senantiasa berulang & berlanjut, bagaimana tragedi ini mampu tidak boleh?. Sejatinya, solusi hakiki dari perseteruan yang terjadi pada Suriah, jua di negeri- negeri Islam yg lain adalah menggunakan mewujudkan balik  kekuasaan Islam sebagai Perisai untuk menjaga dan melindungi kaum muslimin. Rasulullah SAW bersabda: " Imam (Khalifah) itu laksana perisai, kaum muslim diperangi (oleh kaum kafir) pada belakang beliau dan dilindungi sang dirinya" ( HR. Muslim)

Sejarah sudah menerangkan, Adalah Kholifah al Mu' tashim Billah, menggunakan berani segera memenuhi panggilan & jeritan seseorang perempuan   mulia yg ditawan, disiksa & dinistakan oleh raja Amuriyah. Sang Khalifah segera mengerahkan sekaligus memimpin sendiri puluhan ribu pasukan kaum muslimin ke kota Amuriyah, Kota Amuriyah berhasil di takhlukkan dan wanita mulia yang pada tahan berhasil pada bebaskan.

Saat ini betapa umat Islam membutuhkan sosok pemimpin seperti Khalifah Al Mu' tashim Billah, umat membutuhkan Khilafah, karena hanya Khilafah yg bisa menyelamatkan umat Islam dimanapun berada, Khalifah yg akan sebagai perisai & pelindung kaum muslimin.

Rasul SAW bersabda: "Kemudian akan datang pulang masa Khilafah yang mengikuti metode kenabian" (HR. Muslim). Wallaahu a' lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar