Breaking

Senin, 05 Maret 2018

Al-Anfal Ayat 35: Balasan Mengerikan Bagi yg Bersiul & Tepuk Tangan pada Sekitar Ka bah


Pada masa awal penyebaran Islam di Makkah Al-Mukarramah, ada sekelompok manusia yg beribadah menggunakan bersiul dan bertepuk tangan pada lebih kurang Ka'bah. Dan ternyata, grup ini dijanjikan balasan yang mengerikan berdasarkan sisi Allah Ta'ala.
  وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِندَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً ۚ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ

"Dan shalat mereka pada kurang lebih Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan. Maka rasakanlah azab ditimbulkan kekafiranmu itu." (Qs. Al-Anfal [8]: 35)

Di pada Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, Imam Ibnu Katsir mengungkapkan ayat ini dengan mengutip pendapat teman mulia 'Abdullah bin 'Abbas. Yang dimaksud dengan ayat ini adalah orang kafir Quraisy yg melakukan thawaf di sekeliling Ka'bah tanpa sandang sembari bersiul & bertepuk tangan.
Allah Ta'ala menaruh balasan berupa siksaan yg sangat pedih karena kekafirannya.

"Yang dimaksud azab," tulis Imam Ibnu Katsir mengutip pendapat Imam Adh-Dhahhak, Ibnu Juraij, dan Muhammad bin Ishaq, "merupakan apa yang menimpa mereka pada Perang Badar berupa pembun*han & penawanan."


Ahli Tafsir Nusantara, Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau masyhur dengan panggilan Hamka, menjelaskan ayat ini menggunakan mengungkapkan, "Ada yg bersiul, ada yang bertepuk tangan, sebagai akibatnya sifat ibadah hilang sama sekali."

Perbuatan mereka, lanjut Hamka, bertujuan mengacaukan ibadah yg dilakukan sang Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam & Mengganggu kesucian Ka'bah.

"Lantaran hendak mengejek dan mengacaukan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  yg sedang shalat atau mereka ingin menghambat ketenteraman beribadah di tempat tinggal   yg suci." lanjut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar Surat Al-Anfal [8] ayat 35.

Dalam bepergian sejarah, mereka menerima siksa berupa kekalahan telak di Perang Badar. Sebagaimana dialami Abu Lahab dan para mitra karibnya.

"Terbunuhya mereka meninggalkan kesan yg mendalam sekali dalam hati yang tinggal, sebagai akibatnya Abu Lahab tewas, terguncang jantungnya selesainya menerima berita kekalahan di Badar itu." tegas Hamka. [Tarbawia]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar