Breaking

Kamis, 24 Desember 2015

Penyimpangan Kaum Wanita Dalam Aqidah

Penyimpangan Kaum Wanita Dalam Aqidah

Pergi ke tukang sihir dan tukang ramal untuk menyembuhkan penyakit atau melepaskan sihir atau mencari pekerjaan. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mewanti-wanti agar tidak mendatangi mereka. Beliau bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang suatu hal (maka) tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.” (Diriwayatkan oleh Ahlus Sunan).

Bahkan barangsiapa yang mempercayainya maka ia telah kafir, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang mendatangi peramal lalu dia mempercayai perkataannya maka dia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Muslim)

Ziarah kubur dan bersengaja mengadakan perjalanan jauh hanya untuk ziarah kubur dan khususnya kuburan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: “Allah melaknat kaum wanita yang banyak berziarah kubur.” (HR. Imam Ahmad)

Memulai ucapan salam kepada wanita-wanita kafir dan saling berkasih sayang dengan mereka, juga mengucapkan selamat pada saat ulang tahun atau tahun baru dan semacamnya. Hal ini haram untuk dilakukan karena termasuk ungkapan simpati kepada musuh-musuh Allah Ta’aala. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian memulai ucapan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani.”(HR. Muslim)

Bodoh atau tidak tahu tentang urusan agama dan enggan mempelajari ilmu syariat khususnya yang berhubungan dengan hukum-hukum kewanitaan. Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap orang Islam.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Berteriak atau meraung-meraung, memukul-mukul wajah dan merobek pakaian ketika ada yang meninggal dunia. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah termasuk dari (golongan) kami orang yang memukul pipinya, merobek satu (pakaian)nya dan meneriakkan teriakan-teriakan jahiliyah.” (Muttafaq ‘alaih)

Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Wanita yang meratap, apabila dia tidak bertaubat sebelum meninggal, (maka) pada hari Kiamat dia akan dibangkitkan dan dipakaikan pakaian dari cairan tembaga serta mantel dari penyakit kudis.” (HR. Muslim)

Pergi ke negara-negara kafir tanpa ada kepentingan, dengan alasan pergi untuk berlibur atau berbulan madu. Para ulama telah mengeluarkan fatwa bahwa mengadakan lawatan atau pergi ke negara-negara kafir tidak boleh kecuali dengan alasan yang dapat diterima secara sara (agama). Berekreasi dan melancong tidaklah termasuk alasan yang dapat diterima. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku berlepas diri dari setiap orang muslim yang bermukim di antara orang-orang musyrik.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Meminta dengan paksa agar suami menggunakan pembantu atau baby sitter non muslim. Ironinya, ada sebagian kaum wanita yang telah mempersyaratkan hal tersebut ketika akan akad nikah. Kemudian para pembantu dan baby sitter tersebut mendapat tugas untuk mengasuh dan mendidik anak-anak mereka. Tindakan semacam itu tentu akan berakibat buruk terhadap akidah dan moral anak-anak dan hal itu tidak samar lagi bagi orang yang mau berfikir.

Mengejek dan menghina orang-orang muslim atau muslimah, khususnya kaum muslimah yang konsisten terhadap ajaran agama. Dia lupa bahwa dengan hal tersebut, dia melakukan sesuatu yang dapat membatalkan keislamannya. Dia dianggap keluar (murtad) dari Islam bila dia mengejek kaum wanita muslimah karena konsisten dengan ajaran-ajaran agama yang di antaranya adalah hijab/jilbab.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ. لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَآئِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُواْ مُجْرِمِينَ

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya Kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS. At-Taubah: 65-66)

Perasaan tidak sabar kaum wanita ketika ditimpa dengan musibah, sehingga dia berdo’a lebih baik mati saja. Padahal Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah seorang dari kalian mengharapkan kematian (hanya) karena musibah yang menimpanya. Kalau dia memang harus berharap (berdo’a) hendaklah dia mengatakan: ‘Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik untukku dan matikanlah aku apabila kematian itu lebih baik untukku’.” (Muttafaq ‘alaih)

——————————————————–

Diketik ulang dari buku “Penyimpangan Kaum Wanita”. Judul asli: “Mukhālafāt Taqa’u Fīhā An-Nisā” yang diperiksa oleh Syaikh Abdullah bin ‘Abdurrahman Al-Jibrin

Sumber dari; muslimah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar