Breaking

Jumat, 18 Desember 2015

Jadilah Pejuang Jangan jadi Pecundang!


Hari itu shalat Magrib berjamaah berlangsung syahdu. Hujan rintik, gemuruh guruh, kilatan petir, bersama suhu 28 derajat celcius, menjadikan shalat terasa nikmat, terasa khusyuk, terasa dekat DenganNya. 

Aku berdiri, sesuai di belakang imam. Bacaan surah pendek sang Imam, Ustad Abdul Haris, alumni Pondok Ar Rahman, Bogor, mewarnai syahdu & khusyuk shalatku Magrib ini. 

Al Munafiqun. Ya, Magrib ini, imam membacakan Surah Al Munafiqun. Surah ke 63, berjumlah 11 ayat, surah yg turun di Madinah ini, menciptakan aku larut, menciptakanaku tergugah. Ayat yg demikian berkesan sore ini. Sejak Mulai dari nama surahnya, awal sampai akhir ayatnya. 

Imam membagi bacaannya jadi dua, rakaat perdana dirinya membacakan sampai ayat 8. 

Terhadap rakaat ke-2, imam membacakan 3 ayat terakhir.

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ * وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ * وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ)

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.”[Quran Surat Al-Munafiqun 9 – 11]

Entalah. Saya goncang. Bukan hanya 3 ayat terakhir ini yang bisa membuat hati tercabik-cabik. Membuat ada rasa khawatir, ada rasa ragu. Apa jaminannya saya bisa masuk surga. Atau akan di simpan di neraka terendah?

Delapan ayat sebelumnya, sudah cukup untuk membuat diri ini bersalah. Untuk dapat membuat kita terduduk lemas dan bertanya. Apakah kami tidak termasuk bagian dari ciri-ciriorang munafik?

Tanda Munafik

Istilah munafik (sebagian memplesetkan menjadi munu) adalah suatu sifat buruk yang hinggap pada diri seseorang. Dalam terminologi Islam istilah itu digunakan untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran Islam tetapi sebenarnya hatinya tidak mengakuinya.

Secara bahasa, munafik berasal dari kata nafaqa (نَفَقَ), artinya keluar.

Dalam pengertian syara’, nifaq berarti menampakkan keislaman dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Jadi arti munafik menurut syara’ adalah orang yang lahirnya beriman padahal hatinya kufur.

Islam menyebut tiga tanda orang munafik.

آية المنافق ثلاث إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف وإذا اؤتمن خان

“Tanda-tanda orang munafik ada 3, jika berbicara ia berdusta, bila berjanji ia tidak menepati janjinya, dan apabila diberi amanah ia mengkhianatinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Allah Subhanahu mengemukakan di dalam Al Quran bahwa salah satu fungsi diciptakannya manusia tak lain hanyalah utk mengabdi/beribadah pada Allah Subhanahu Wata’ala. Artinya, kalau ada manusia yg tak ingin beribadah pada Allah Subhanahu Wata’ala sehingga dirinya tak layak buat hidup. 

Ibadah pada Allah Subhanahu Wata’ala itulah perjuangan hidup yg diajarkan Islam. 

Apabila manusia mengerti hakekat kenapa ia mesti hadir di dunia, sehingga pendapat yg muncul yakni ‘hidup utk beribadah & berjuang’, bukan ‘berjuang buat hidup’.Pasti yg dimaksudkan yaitu berjuang dijalan Allah Subhanahu Wata’ala. 

Dikarenakan itu banyak orang pilih & terlibat dijalan dakwah di dikala tidak sedikit orang lain pilih gemerlapnya dunia. 

Apapun pilihannya, kedatangan kita didunia, merupakan amanah yg sudah diberikan Allah Subhanahu Wata’ala. Kita butuh menjaga diri, butuh khawatir & mawas diri.Janganlah hingga dalam amanah yg kita emban, kita berkhianat, berdusta & tak menepati janji. Sampai kepada hasilnya Allah Subhanahu Wata’ala nanti meminta pertanggungjawaban terhadap diri kita seluruhnya. 

Bersyukurlah, bagi yg dapat terlibat dalam dakwah & kancah perjuangan Islam. Mampu menikmati HidayahNya dalam shalat berjamaah, & istiqamahdi medan dakwah.Suatu nikmat yg tak ada terkira pastinya. 

Cuma saja, tiap-tiap amanah yg kita emban, niat ini mampu beralih, kadang ada persinggahan yg sanggup menciptakan kita seluruhnya lalai. 

Amanah apapun, berpeluang menciptakan orang jadi nifaq yg ujungnya jadi munafik. Tidak Sedikit orang beralih saat tergelincir oleh keperluan harta, kebutuhan jabatan, bahkan keperluan anak & isteri. 

Kita sanggup beralih, dari dakwah & pejuang sejati jadi pecundang kelas teri. 

Ketika menjadi pejuang, pasti dia dapat tak berkhianat. Tak berkhianat atas kebutuhan Allah & RasulNya. & tak berkhianat atas amanah yang diberikan padanya. Kitadapat berkhianat dikarenakan bebagai kebutuhan dunia kita. 

Sebaliknya, kita mungkin saja pecundang waktu kita berhianat terhadap Allah, terhadap RasulNya, pada KitabNya, & berkhianat atas amanah yg diberikan pada kita. 

Cukuplah dikatakan berkhianat pada Allah selagi kita bermaksiat KepadaNya. 

Hasan al Basri bicara, sibukkanlah diri kalian dgn kebaikan, apabila tak, kalian bakal disibukkan dgn keburukan. 

Jadi munafik, bukan sekedar agung kecilnya jabatan yg kita emban, bukan sekedar basah atau keringnya ruangan kita, bukan sekedar gede kecilnya penghasilan yangdapat kita terima. Lantaran tak ada amanahpun, kita berpeluang utk berkhianat & jadi pecundang. 

Menolak amanahpun, bukan berarti kita tak dapat berhianat. bisa saja kita menolak amanah, lantaran telah merasa aman utk keperluan hidup anak & isteri kita. Kita merasa telah slow bersama gelar, harta, warisan & tunjangan-tunjangan kita. Atau kita telah enjoymenikmati business, pasar & toko-toko kita. 

Kita baru merasa terusik, selama “ancaman” datang. Pergeseran jabatan, perubahaan orang, perpindahan pekerjaan dll. Kita mulai sejak merasa tak nyaman & merasa takaman. Dikarenakan kita tak siap berjuang.

Sumber Dari; hidayatullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar