Breaking

Kamis, 03 Maret 2016

Pandangan Islam Tentang Menantu Yang Tidak Mau Mengunjungi Mertuanya



Saat satu pasangan menikah, bukan hanya dua individu itu saja yang harus saling kenal dan menerima apa adanya. Namun kedua keluarga dari istri dan suami harus juga saling mengenal dan memahami serta menerima keadaan keluarga barunya tersebut. Sayang, banyak sekali hubungan antara menantu dan mertua yang tidak berjalan dengan baik. Hasil survey yang dilakukan oleh University of Wisconsin-Stevens (USWP), Amerika Serikat pun menunjukan bahwa konflik menantu wanita dengan ibu mertuanya lebih besar dibanding menantu laki-laki dengan mertuanya.

Banyak sekali faktor-faktor yang menjadi sebab musabab peperangan mertua dan menantu yang sulit bearkhir. Ulasan mengenai itu bisa di baca dengan meng-klik tautan ini. (Ini Alasan Peperangan Ibu Mertua Dan Menantu Tidak Pernah Berakhir). Meskipun sulit, namun hubungan yang baik dengan mertua harus terus di ikhtiarkan, karena kejengkelan yang menjadi-jadi tersebut bisa memicu konflik keluarga yang hebat.

Dalam Islam, kewajiban seorang istri adalah mematuhi suaminya. Termasuk mengikuti segala aturan suami yang selaras dengan aturan syariat Islam. Menyayangi suami berarti menyayangi kedua orang tuanya juga, sehingga jika seorang istri tidak mau mengunjungi rumah mertuanya berarti, suami wajib menegur sang istri.

Dalam Al-Musnad dan Shahih Ibnu Hibban disebutkan bahwa Nabi Shallalahu Alaihi Wa Sallam bersabda “ Jika seorang wanita telah mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa satu bulan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah kamu ke dalam surga dari pintu-pintu surga mana saja yang kamu kehendaki’ “

Ketaatan yang sempurna dari seorang istri terhadap suaminya adalah berbuat baik dan berbakti kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan belahan jiwanya tersebut. Jika ada sesuatu yang buruk muncul dari mertua maka bersabarlah, balas dengan kebaikan-kebaikan. Karena Rasulullah pun mengajarkan untuk selalu berbuat baik pada orang yang memperlakukan kita dengan tidak baik.

Jika mertua marah karena perbuatan kita, maka sudah sepatutnya kita meminta sebelum ajal menjemput. Pun ternyata mertua telah meninggal sebelum kita meminta maaf, maka perbanyaklah berdoa agar mendapat ampunan. Perlakukanlah mertua, layaknya orang tua kandung kita sendiri. Bagaimanapun, merekalah yang membesarkan suami kita hingga ia bisa setangguh sekarang dan menjaga kita setulus hati.

Saat istri berbuat dzalim pada mertua, suami juga bisa terkena durhaka karena tidak mencegah, melarang atau menghukumnya. Maka beristigfarlah jika selama ini berbuat seperti itu. Sesungguhnya Allah Maha meneriam taubat lagi Maha Penyayang.

Allah berfirman “Katakanlah. ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang; “ (Q.S Az-Zumar:53)

Perbaikilah hubungan yang tidak menyenangkan dengan mertua. Jika kita berusaha dan terus berikhtiar maka hubungan baik yang kita inginkan akan tercapai. Ingat, Allah tidak akan merubah nasib sebuah kaum, sebelum kaum itu berusaha mengubahnya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar